About Me
- bintang
- Esun iki laire ndok Gresik, yang cinta akan Tanah Air....Puuuol pokog e.
bolo-boloku
Djoemelahe tamoe
Diberdayakan oleh Blogger.
Rabu, 12 Januari 2011
ANESTESI LOKAL
10.02 |
Diposting oleh
bintang |
Edit Entri
Anestetika lokal atau zat-zat penghalang rasa setempat adalah obat yang pada penggunaan lokal merintangi secara reversibel penerusan impuls-impuls syaraf ke SSP dan demikian menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas, atau dingin.
Persyaratan
Ada beberapa kriteria yang harus di penuhi untuk suatu jenis obat yang di gunakan sebagai anestetikum lokal, antara lain:
a. Tidak merangsang jaringan.
b. Tidak menyebabkan kerusakan permanen terhadap susunan syaraf.
c. Toksisitas sistemik rendah.
d. Efektif dengan jalan injeksi atau penggunaan setempat pada selaput lendir.
e. Mulai kerjanya sesingkat mungkin dan bertahan untuk jangka waktu yang cukup lama.
f. Dapat larut dalam air dan menghasilkan larutan yang stabil, juga terhadap pemanasan (sterilisi).
Khasiat dan mekanisme kerjanya
Anestetika lokal mengakibatkan kehilangan rasa dengan jalan beberapa cara. Misalnya, dengan jalan menghindarkan untuk semetara pembeak di membrannterleukan dan transmisi impuls melalui sel-sel syaraf dan ujungnya.
Pusat mekanisme kerjanya terletak di membran sel. Seperti juga alkohol dan barbital, anestetika lokal menghambat penerusan impuls dengan jalan menurunkan permeabilitas membran sel saraf untuk ion-natrium, yang perlu bagi fungsi syaraf yang layak. Hal ini disebabkan adanya persaingan dengan ion-ion kalsium yang berada berdekatan dengan saluran-saluran natrium di membran sel syaraf.
Diperkirakan bahwa pada proses stabilisasi membran tersebut, ion-kalsium memegang peranan penting, yakni molekul- molekul lipofil besar dan anestetika lokal mungkin mendesak sebagian ion kalsium di dalam membran sel tanpa mengambil alih fungsinya. Dengan demikian membran sel menjadi semakin padat dan stabil, serta lebih baik melawan segala sesuatu perubahan mengenai permeabilitasnya.
Di samping itu, anestetika lokal mengganggu fungsi semua organ di mana terjadi konduksi atau transmisi dari beberapa impuls . Dengan demikian, anestetika lokal mempunyai efek yang penting bagi SSP, ganglia otonom, cabang-cabang neuromuskular dan semua jaringan otot. Penghambatan penerusan impuls dapat pula di capai dengan pendinginan kuat (etilklorida) atau melalui meracuni protoplasma sel (fenol).
Efek-efek lain
Di samping khasiat anestetisnya, anestetika lokal masih memiliki sejumlah efek lain dan yang terpenting di antaranya adalah:
1. Menekan SSP
Setelah reabsorbsi pertama timbul stimulasi, kemudian eksitasi, gemetar dan konvulsi. Stimulasi pusat ini di susul oleh depresi dan terhambatnya pernapasan, yang dapat menyebabkan kematian.
2. Menekan sistem kardiovaskular
Pemberian sistemis anestesia lokal pada kadar tinggi terutama mempengaruhi otot jantung (myocard) dan mengakibatkan antara lain penurunan kepekaan untuk rangsangan listrik, kecepatan penerusan impuls, dan daya kontraksi jantung.
3. Vasodilatasi
Pada dosis agak besar, dimana anestetika mencapai peredaran darah, zat-zat ini menimbulkan vasodilatasi umum sebagai akibat langsung dari blokade syaraf adrenegik.
Efek samping
Efek sampingnya adalah akibat efek depresi terhadap SSP dan efek kardiodepresifnya (menekan fungsi jantung) dengan segala penghambatan pernafasan.
Anestetika lokal dapat pula mengakibatkan reaksi hipersensitasi, yang seringg kali berupa exantema, urticaria, dan bronchosphasme alergis sampai adakalanya shock anafilaktis yang dapat mematikan.
Yang terkenal dalam hal ini adalah zat-zat tipe ester prokain dan tetrakain. Yang karena itu tidak di gunakan lagi dalam anestesika lokal.
Reaksi hipersensitasi tersebut di akibatkan oleh PABA (para-amino-benzoid acid), yang terbentuk melalui hidrolisa. PABA ini dapat meniadakan efek antibakteriil dari sulfon-amida, yang berdasarkan antagonisme
Persaingan dengan PABA. Oleh karena itu, terapi dengan sulfa tidak boleh di kombinasi dengan penggunaan ester-ester tersebut.
Penggunaan
Anestetika lokal sering kali di gunakan secara perenteral pada pembedahan (agak) kecil di mN anestesia umum tidak perlu atau tidak diinginkan. Jenis anestesia lokal dalam bentuk parenteral yang sering di gunakan adalah :
a. Anestesia infiltrasi
Beberapa injeksi diberikan pada atau sekitar jaringan yang akan di anestisir, sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan jaringan yang terletak di dalam, misalnya pada daerah kecil di kulit atau gusi ( pada pencabutan gigi ).
b. Anestesia konduksi ( penyaluran saraf)
Injeksi di tulang belakang, yaitu pada suatu tempat berkumpulnya banyak syaraf, hingga tercapai anestesia dari suatu daerah yang lebih luas, misalnya lengan atau kakii, juga di gunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat.
c. Anestesia spinal (intra tracheal)
Di sebut juga injeksi punggung (“ruggenprik”).
Obat disuntikkan di cpunggung yang berisi cairan otak; jadi, injeksi melewati duramater dan biasanya antara ruas lumbal ketiga dan keempat, sehongga dapat di capai pembiusan dari kaki sampai tulang. Kesadaran penderita tidak di hilangkan dan sesuai pembedahan tidak begitu mual.
d. Anestesi epidural
Obat di injeksikan di ruang epidural, yakni ruang antara kedua selaput keras ( dura mater) dari sum-sum belakang.
Anestesia dicapai setelah ca setengah jam.
Tergantung pada efek yang di kehendaki, injeksi di berikan di lokasi yang berbeda, misalnya secara lumbal untuk persalinan ( sectio caesarea, “keizersnede”), obstetri, dan pembedahan perut bagian bawah. Secara cervical untuk mencapai hilang rasa di daerah tengkuk; secara torakal untuk pemotongan di paru-paru dan perut bbagian atas,
e. Anestesia permukaan
Sebagai suntikan banyak di gunakan sebagai penghilang rasa oleh dokter gigi untuk mencabut geraham atau dokter keluarga untuk pembedahan kecil, seperti menjahit luka di kulit.
Anestesia permukaan juga di gunakan sebagai persiapan untuk prosedur diagnostik seperti bronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi.
f. Anestesia lokal
Digunakan sebagai larutan untuk nyeri di mulut atau tablet isap (sakit tenggorok), tetes mata untuk mengukur tekanan intra okuler atau mengeluarkan benda asing. Juga sebagai salep untuk gatal-gatal atau nyeri luka bakar, dan dalam suppositoria anti-wasir.
Penggolongan
Anestetika lokal dapat di golongkan secara kimiawi dalam beberapa kelompok sebagai berikut:
a. Senyawa-ester (PABA):
Kokain, prokain, benzokain, oksibuprokain, dan tetrakain.
b. Senyawa-amida:
Lidokain dan prilokain. Mevikain dan buvipakaina, chinchokain, artikain, dan pramokain.
c. Lainnya.
Fenol,Benzilalkohol, cryofluoran, dan etilklorida.
Semua obat tersebut di atas adalah sintetis, kecuali kokain yang alamiah.
ZAT-ZAT TERSENDIRI
1. Kokain: benzoylmetilekgonin.
Derifat-tropan ini (1884) dengan struktur atropine terdapat secara alamiah di daun tumbuhan Erytroxylon coca (Peru, Bolivia) dengan kadar 0,8-1,5%. Berbeda dengan anestetika lain, anestetikum dari kelompok ester ini berkhasiat vasokontriksi dan bekerjanya lebih lama, mungkin karena merintangi re-uptake noradrenalin di ujung neuron adrenergic sehingga kadarnya di daerah reseptor meningkat. Selain itu , kokain juga memiliki efek simpatomimetik sentral dan perifer.
Daya kerja stimulasinya terhadap SSP (cortex) menimbulkan beberapa gejala, seperti gelisah, ketegangan , konvulsi, eufori, dan meningkatnya kapasitas dan tenaga sehingga tahan lama untuk bekerja lama karena hilangnya perasaan lelah.
Penggunaannya hanya untuk enestesia permukaan pada pembedahan di hidung, tenggorok, telinga atau mata. Penggunaannya sebagai tetes mata sudah di tinggalkan berhubung resiko akan cacat kornea dan sifat midriasisnya.
Penggunaannya yang terlalu sering dengan konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan necrosis (mati jaringan) akibat vasokontriksi setempat.
Kehamilan : kokain dapat meningkatkan resiko abortus dan cacat pada janin, terutama pada saluran urinnya.
Dosis: kedokteran mata: larutan (HCL) 1-4 %, anesthesia hidung, telinga, dan tenggorok 1-10%.
2. Benzokain : anestesin, etileminobenzoat
Ester PABA ini (1900) merupakan derivate dari asam p-amino benzoate yang reabsorbsinya lambat. Khasiat anestetik obat ini lemah, sehingga hanya digunakan pada anestesi permukaan untuk menghilangkan nyeri dan gatal-gatal (pruritus).
Benzokain digunakan dalam suppositoria (250-500 mg untuk Rako) atau salep (2%) anti-wasir (untuk Borraginol), juga dalam salep kulit, bedak tabor 5-20% dan lotion anti-sunburn (3%, Benzomid)
3. Prokain: Novocaine, etokain, *Gerovital (dr Aslan)
Derivat-benzoat ini yang disintesa pada tahun 1905 (Einhorn). Tidak begitu toksis dibandingkan kokain. Anestetik local dari kelompok-ester ini bekerja singkat . dalam tubuh zat ini dengan cepat dan sempurna dihidrolisa oleh kolinesterase menjadi dietilamino etanol dan PABA (asam para-aminobenzoat), yang mengantagonir daya kerja sulfonamide.
Reabsorbsinya di kulit buruk, maka hanya digunakan sebagai injeksi dan sering kali bersamaan dengan adrenalin untuk memperpanjang daya kerjanya.sebagai anestetik local, prokain sudah banyak di gantikan oleh lidokain karena efek-efek sampingnya.
Efek sampingnya yang serius adalah:
1. Hipersensitasi
2. Kadang-kadang pada dosis rendahsudah dapat menyebabkan kematian dan kolaps dan kematian.
3. Reaksi terhadap preparat kombinasi proka penisilin. Berlainan dengan kokain, zat tidak mengakibatkan adiksi
Dosis: Anestesia infiltrasi 0,25-0,5%, blok de saraf 1-2%.
• Oksibuprokain (benoxinate, Novesin)
adalah derivate-oksibutil (1954) yang tidak bersifat merangsang, terutama digunakan pada kedokteran THT dan mata. Tetapi pemakaiannya harus berhati-hati bila terdapat selaput lender yang rusak atau adanya peradangan setempat. Mulai kerjanya cepat dan kuat (dalam 1 menit) dan bertahan lebih kurang 10 menit. Toksisitasnya ringan dan menurut laporan tidak menimbulkan reaksi alergi.
• Tetrakain (ametokain) adalah derivate benzoat dengan gugus-metil pada atom(1941). Khasiatnya lebih kurang 10 kali lebih kuat dari pada prokain, tetapi juga beberapa kali lebih toksis. Mulai kerjanya cepat dan berlangsung lama, sedangkan resorpsinya dari mukosa jauh lebih baik daripada prokain
4. Lidokain : lignokain, Xylocaine
Derivate-asetanlida ini ( 1947) termasuk kelompok amida dan merupakan obat pilihan utama untuk untuk anastesia permukaan ataupun filtrasi . zat ini digunakan pada selaput lender dan kulit untuk nyeri,perasaan terbakar dan gatal .
Dibandingkan prokain ,khasiatnya lebih kuat dan lebih cepat kerjanya ( setelah beebrapa menit ) juga bertahan lebih lama .
Penggunaan : lidokain banyak digunakan setelah infark jantung sebagai obat pencegah aritmia ventricular( di bagian ICCU) dan pada bedah jantung .
Efek sampingnya adalah :
a. Mengantuk
b. Pusing
c. Sukar bicara
d. Hipotensi
e. Konvulsi
Semua efek SSP yang terutama timbulpada overdose. Pengunaanya harus hati hati pada gangguan fungsi,decompensatio cordis,depresi pernafasan dan schok .
• Prilokain (Citanest)
Adalah derivate yang mulai kerja dan kekuatannya sama dengan lidokain ( 1963) . toksisitasnya lebih rendah daripada lidokain,karena efek vasodilatasinya lebih ringan sehingga reabsorbsinya juga lebih lambat dan perombakannya lebih cepat . di dalam hati, zat ini dirombak menjadi o-toluidin dan metabolit lain . ekskresinya melalui kemih ( kurang dari 1%) . obat ini digunakan pada anstesia permukaan 4% dan secara parenteral 1-1,5% dengan atau tanpa adrenalin.
5. Mepivakain: Scandicaine, *Estradurin.
Derivate-piperidin ini termasuk kelompok-amida (1957) yang mulai kerja dan kekuatannya mirip lidokain tetapi berthan sedikit lama . tidak berkhasiat vasodilatasi sehingga tidak perlu ditambahkan vasokonstraktor. Obat ini terutama digunakan sebagai aastesia infiltrasi dan enis anastesia parenteral lainnya sebagai larutan 1-2% . pada pembedahan dental , mata dan THT
• Bupivakain (Marcaine)
Adalah derivate butyl (1967) yang ca 3 kali lebih kuat dan bersifat long acting 9 5-8 jam).obat ini terutama digunakan untuk anastesi daerahluas (larutan 0,25-0,5%)dikombinasi dengan adrenalin 1:200.000. derajat relaksasinya terhadap otot tergantung pada kadarnya .
Kehamilan sama dengan mepivakain zat ini dapat digunakan selama kehamilan dengan kadar 2,5-5 mg/ml . dari semua tetika local,bupivakain adalah yang paling sedikit melintasi plasenta .
6. Cinchokain : dibukain, *Proctosedyl, *Scheriproct.
Derivate-kinolin ini dari tipe amida ( 1929 ) yang beberapa kali lebih kuat daripada lidokain tetapi juga lebih toksis.kerjanya bertahan lebih lama dan juga bersifat vasodilatasi . obat ini banyak digunakan sebagai anestetikum permukaan antara lain dalam suppositoria anti wasir atau dalam salep untuk nyeri dan gatal gatal . tidak menimbulkan hipersensitasi.efeknya tampak setelah ca 15 menit dan berlangsung 24 jam.
7. Artikain : carticaine, *Ultracain
Derivate-tiofen ini merupakan zat anestetik local dari kelompok-amida dengan kerja panjang ( 1976 0 terikat pada protein plasma ca 95%. Efeknya timbul setelah 3 menit dan berlangsung agak lama, ca 45-90 menit . obat ini digunakan untuk pembedahak kevil dan di kedokteran gigi . karena artikain memiliki daya penetrasi tulang yang lebih baik dibandingkan lidokain .
Efek samping :
a. Pada orang yang alergi terhadap zat pengisi lubang gigi amalgam dan artukain dapat timbul keluhan kesehatan serius
b. Dosis dewasa sekalinya 400mg.
8. Pramokain : Pramoxine, *Nestosyl
Merupakan zat anastesia permukaan (1953) tetapi merangsang bila digunakan pada selaput lender.
9. Fenol : asam karbol, acidum carbolicum *Calamine lotion.
Disamping khasiat Anastesi dan anti gatalnya fenol juga berdaya bakterisid dan fungsid pada konstentrasi di atas masing masing 1% dan 1,3%.oleh karena itu fenol juga sering digunakan untuk gatal-gatal misaknya biang keringat.
10. Benzilalkohol
Cairan ini melarut dalam air dan berkhasiat anastetis dan anti gatal lemah begitupula bakteriostatis terhadap kuman .gram positif serta virustatif dan fungitis lemah . kerjanya optimal dalam lingkungan asam.
Persyaratan
Ada beberapa kriteria yang harus di penuhi untuk suatu jenis obat yang di gunakan sebagai anestetikum lokal, antara lain:
a. Tidak merangsang jaringan.
b. Tidak menyebabkan kerusakan permanen terhadap susunan syaraf.
c. Toksisitas sistemik rendah.
d. Efektif dengan jalan injeksi atau penggunaan setempat pada selaput lendir.
e. Mulai kerjanya sesingkat mungkin dan bertahan untuk jangka waktu yang cukup lama.
f. Dapat larut dalam air dan menghasilkan larutan yang stabil, juga terhadap pemanasan (sterilisi).
Khasiat dan mekanisme kerjanya
Anestetika lokal mengakibatkan kehilangan rasa dengan jalan beberapa cara. Misalnya, dengan jalan menghindarkan untuk semetara pembeak di membrannterleukan dan transmisi impuls melalui sel-sel syaraf dan ujungnya.
Pusat mekanisme kerjanya terletak di membran sel. Seperti juga alkohol dan barbital, anestetika lokal menghambat penerusan impuls dengan jalan menurunkan permeabilitas membran sel saraf untuk ion-natrium, yang perlu bagi fungsi syaraf yang layak. Hal ini disebabkan adanya persaingan dengan ion-ion kalsium yang berada berdekatan dengan saluran-saluran natrium di membran sel syaraf.
Diperkirakan bahwa pada proses stabilisasi membran tersebut, ion-kalsium memegang peranan penting, yakni molekul- molekul lipofil besar dan anestetika lokal mungkin mendesak sebagian ion kalsium di dalam membran sel tanpa mengambil alih fungsinya. Dengan demikian membran sel menjadi semakin padat dan stabil, serta lebih baik melawan segala sesuatu perubahan mengenai permeabilitasnya.
Di samping itu, anestetika lokal mengganggu fungsi semua organ di mana terjadi konduksi atau transmisi dari beberapa impuls . Dengan demikian, anestetika lokal mempunyai efek yang penting bagi SSP, ganglia otonom, cabang-cabang neuromuskular dan semua jaringan otot. Penghambatan penerusan impuls dapat pula di capai dengan pendinginan kuat (etilklorida) atau melalui meracuni protoplasma sel (fenol).
Efek-efek lain
Di samping khasiat anestetisnya, anestetika lokal masih memiliki sejumlah efek lain dan yang terpenting di antaranya adalah:
1. Menekan SSP
Setelah reabsorbsi pertama timbul stimulasi, kemudian eksitasi, gemetar dan konvulsi. Stimulasi pusat ini di susul oleh depresi dan terhambatnya pernapasan, yang dapat menyebabkan kematian.
2. Menekan sistem kardiovaskular
Pemberian sistemis anestesia lokal pada kadar tinggi terutama mempengaruhi otot jantung (myocard) dan mengakibatkan antara lain penurunan kepekaan untuk rangsangan listrik, kecepatan penerusan impuls, dan daya kontraksi jantung.
3. Vasodilatasi
Pada dosis agak besar, dimana anestetika mencapai peredaran darah, zat-zat ini menimbulkan vasodilatasi umum sebagai akibat langsung dari blokade syaraf adrenegik.
Efek samping
Efek sampingnya adalah akibat efek depresi terhadap SSP dan efek kardiodepresifnya (menekan fungsi jantung) dengan segala penghambatan pernafasan.
Anestetika lokal dapat pula mengakibatkan reaksi hipersensitasi, yang seringg kali berupa exantema, urticaria, dan bronchosphasme alergis sampai adakalanya shock anafilaktis yang dapat mematikan.
Yang terkenal dalam hal ini adalah zat-zat tipe ester prokain dan tetrakain. Yang karena itu tidak di gunakan lagi dalam anestesika lokal.
Reaksi hipersensitasi tersebut di akibatkan oleh PABA (para-amino-benzoid acid), yang terbentuk melalui hidrolisa. PABA ini dapat meniadakan efek antibakteriil dari sulfon-amida, yang berdasarkan antagonisme
Persaingan dengan PABA. Oleh karena itu, terapi dengan sulfa tidak boleh di kombinasi dengan penggunaan ester-ester tersebut.
Penggunaan
Anestetika lokal sering kali di gunakan secara perenteral pada pembedahan (agak) kecil di mN anestesia umum tidak perlu atau tidak diinginkan. Jenis anestesia lokal dalam bentuk parenteral yang sering di gunakan adalah :
a. Anestesia infiltrasi
Beberapa injeksi diberikan pada atau sekitar jaringan yang akan di anestisir, sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan jaringan yang terletak di dalam, misalnya pada daerah kecil di kulit atau gusi ( pada pencabutan gigi ).
b. Anestesia konduksi ( penyaluran saraf)
Injeksi di tulang belakang, yaitu pada suatu tempat berkumpulnya banyak syaraf, hingga tercapai anestesia dari suatu daerah yang lebih luas, misalnya lengan atau kakii, juga di gunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat.
c. Anestesia spinal (intra tracheal)
Di sebut juga injeksi punggung (“ruggenprik”).
Obat disuntikkan di cpunggung yang berisi cairan otak; jadi, injeksi melewati duramater dan biasanya antara ruas lumbal ketiga dan keempat, sehongga dapat di capai pembiusan dari kaki sampai tulang. Kesadaran penderita tidak di hilangkan dan sesuai pembedahan tidak begitu mual.
d. Anestesi epidural
Obat di injeksikan di ruang epidural, yakni ruang antara kedua selaput keras ( dura mater) dari sum-sum belakang.
Anestesia dicapai setelah ca setengah jam.
Tergantung pada efek yang di kehendaki, injeksi di berikan di lokasi yang berbeda, misalnya secara lumbal untuk persalinan ( sectio caesarea, “keizersnede”), obstetri, dan pembedahan perut bagian bawah. Secara cervical untuk mencapai hilang rasa di daerah tengkuk; secara torakal untuk pemotongan di paru-paru dan perut bbagian atas,
e. Anestesia permukaan
Sebagai suntikan banyak di gunakan sebagai penghilang rasa oleh dokter gigi untuk mencabut geraham atau dokter keluarga untuk pembedahan kecil, seperti menjahit luka di kulit.
Anestesia permukaan juga di gunakan sebagai persiapan untuk prosedur diagnostik seperti bronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi.
f. Anestesia lokal
Digunakan sebagai larutan untuk nyeri di mulut atau tablet isap (sakit tenggorok), tetes mata untuk mengukur tekanan intra okuler atau mengeluarkan benda asing. Juga sebagai salep untuk gatal-gatal atau nyeri luka bakar, dan dalam suppositoria anti-wasir.
Penggolongan
Anestetika lokal dapat di golongkan secara kimiawi dalam beberapa kelompok sebagai berikut:
a. Senyawa-ester (PABA):
Kokain, prokain, benzokain, oksibuprokain, dan tetrakain.
b. Senyawa-amida:
Lidokain dan prilokain. Mevikain dan buvipakaina, chinchokain, artikain, dan pramokain.
c. Lainnya.
Fenol,Benzilalkohol, cryofluoran, dan etilklorida.
Semua obat tersebut di atas adalah sintetis, kecuali kokain yang alamiah.
ZAT-ZAT TERSENDIRI
1. Kokain: benzoylmetilekgonin.
Derifat-tropan ini (1884) dengan struktur atropine terdapat secara alamiah di daun tumbuhan Erytroxylon coca (Peru, Bolivia) dengan kadar 0,8-1,5%. Berbeda dengan anestetika lain, anestetikum dari kelompok ester ini berkhasiat vasokontriksi dan bekerjanya lebih lama, mungkin karena merintangi re-uptake noradrenalin di ujung neuron adrenergic sehingga kadarnya di daerah reseptor meningkat. Selain itu , kokain juga memiliki efek simpatomimetik sentral dan perifer.
Daya kerja stimulasinya terhadap SSP (cortex) menimbulkan beberapa gejala, seperti gelisah, ketegangan , konvulsi, eufori, dan meningkatnya kapasitas dan tenaga sehingga tahan lama untuk bekerja lama karena hilangnya perasaan lelah.
Penggunaannya hanya untuk enestesia permukaan pada pembedahan di hidung, tenggorok, telinga atau mata. Penggunaannya sebagai tetes mata sudah di tinggalkan berhubung resiko akan cacat kornea dan sifat midriasisnya.
Penggunaannya yang terlalu sering dengan konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan necrosis (mati jaringan) akibat vasokontriksi setempat.
Kehamilan : kokain dapat meningkatkan resiko abortus dan cacat pada janin, terutama pada saluran urinnya.
Dosis: kedokteran mata: larutan (HCL) 1-4 %, anesthesia hidung, telinga, dan tenggorok 1-10%.
2. Benzokain : anestesin, etileminobenzoat
Ester PABA ini (1900) merupakan derivate dari asam p-amino benzoate yang reabsorbsinya lambat. Khasiat anestetik obat ini lemah, sehingga hanya digunakan pada anestesi permukaan untuk menghilangkan nyeri dan gatal-gatal (pruritus).
Benzokain digunakan dalam suppositoria (250-500 mg untuk Rako) atau salep (2%) anti-wasir (untuk Borraginol), juga dalam salep kulit, bedak tabor 5-20% dan lotion anti-sunburn (3%, Benzomid)
3. Prokain: Novocaine, etokain, *Gerovital (dr Aslan)
Derivat-benzoat ini yang disintesa pada tahun 1905 (Einhorn). Tidak begitu toksis dibandingkan kokain. Anestetik local dari kelompok-ester ini bekerja singkat . dalam tubuh zat ini dengan cepat dan sempurna dihidrolisa oleh kolinesterase menjadi dietilamino etanol dan PABA (asam para-aminobenzoat), yang mengantagonir daya kerja sulfonamide.
Reabsorbsinya di kulit buruk, maka hanya digunakan sebagai injeksi dan sering kali bersamaan dengan adrenalin untuk memperpanjang daya kerjanya.sebagai anestetik local, prokain sudah banyak di gantikan oleh lidokain karena efek-efek sampingnya.
Efek sampingnya yang serius adalah:
1. Hipersensitasi
2. Kadang-kadang pada dosis rendahsudah dapat menyebabkan kematian dan kolaps dan kematian.
3. Reaksi terhadap preparat kombinasi proka penisilin. Berlainan dengan kokain, zat tidak mengakibatkan adiksi
Dosis: Anestesia infiltrasi 0,25-0,5%, blok de saraf 1-2%.
• Oksibuprokain (benoxinate, Novesin)
adalah derivate-oksibutil (1954) yang tidak bersifat merangsang, terutama digunakan pada kedokteran THT dan mata. Tetapi pemakaiannya harus berhati-hati bila terdapat selaput lender yang rusak atau adanya peradangan setempat. Mulai kerjanya cepat dan kuat (dalam 1 menit) dan bertahan lebih kurang 10 menit. Toksisitasnya ringan dan menurut laporan tidak menimbulkan reaksi alergi.
• Tetrakain (ametokain) adalah derivate benzoat dengan gugus-metil pada atom(1941). Khasiatnya lebih kurang 10 kali lebih kuat dari pada prokain, tetapi juga beberapa kali lebih toksis. Mulai kerjanya cepat dan berlangsung lama, sedangkan resorpsinya dari mukosa jauh lebih baik daripada prokain
4. Lidokain : lignokain, Xylocaine
Derivate-asetanlida ini ( 1947) termasuk kelompok amida dan merupakan obat pilihan utama untuk untuk anastesia permukaan ataupun filtrasi . zat ini digunakan pada selaput lender dan kulit untuk nyeri,perasaan terbakar dan gatal .
Dibandingkan prokain ,khasiatnya lebih kuat dan lebih cepat kerjanya ( setelah beebrapa menit ) juga bertahan lebih lama .
Penggunaan : lidokain banyak digunakan setelah infark jantung sebagai obat pencegah aritmia ventricular( di bagian ICCU) dan pada bedah jantung .
Efek sampingnya adalah :
a. Mengantuk
b. Pusing
c. Sukar bicara
d. Hipotensi
e. Konvulsi
Semua efek SSP yang terutama timbulpada overdose. Pengunaanya harus hati hati pada gangguan fungsi,decompensatio cordis,depresi pernafasan dan schok .
• Prilokain (Citanest)
Adalah derivate yang mulai kerja dan kekuatannya sama dengan lidokain ( 1963) . toksisitasnya lebih rendah daripada lidokain,karena efek vasodilatasinya lebih ringan sehingga reabsorbsinya juga lebih lambat dan perombakannya lebih cepat . di dalam hati, zat ini dirombak menjadi o-toluidin dan metabolit lain . ekskresinya melalui kemih ( kurang dari 1%) . obat ini digunakan pada anstesia permukaan 4% dan secara parenteral 1-1,5% dengan atau tanpa adrenalin.
5. Mepivakain: Scandicaine, *Estradurin.
Derivate-piperidin ini termasuk kelompok-amida (1957) yang mulai kerja dan kekuatannya mirip lidokain tetapi berthan sedikit lama . tidak berkhasiat vasodilatasi sehingga tidak perlu ditambahkan vasokonstraktor. Obat ini terutama digunakan sebagai aastesia infiltrasi dan enis anastesia parenteral lainnya sebagai larutan 1-2% . pada pembedahan dental , mata dan THT
• Bupivakain (Marcaine)
Adalah derivate butyl (1967) yang ca 3 kali lebih kuat dan bersifat long acting 9 5-8 jam).obat ini terutama digunakan untuk anastesi daerahluas (larutan 0,25-0,5%)dikombinasi dengan adrenalin 1:200.000. derajat relaksasinya terhadap otot tergantung pada kadarnya .
Kehamilan sama dengan mepivakain zat ini dapat digunakan selama kehamilan dengan kadar 2,5-5 mg/ml . dari semua tetika local,bupivakain adalah yang paling sedikit melintasi plasenta .
6. Cinchokain : dibukain, *Proctosedyl, *Scheriproct.
Derivate-kinolin ini dari tipe amida ( 1929 ) yang beberapa kali lebih kuat daripada lidokain tetapi juga lebih toksis.kerjanya bertahan lebih lama dan juga bersifat vasodilatasi . obat ini banyak digunakan sebagai anestetikum permukaan antara lain dalam suppositoria anti wasir atau dalam salep untuk nyeri dan gatal gatal . tidak menimbulkan hipersensitasi.efeknya tampak setelah ca 15 menit dan berlangsung 24 jam.
7. Artikain : carticaine, *Ultracain
Derivate-tiofen ini merupakan zat anestetik local dari kelompok-amida dengan kerja panjang ( 1976 0 terikat pada protein plasma ca 95%. Efeknya timbul setelah 3 menit dan berlangsung agak lama, ca 45-90 menit . obat ini digunakan untuk pembedahak kevil dan di kedokteran gigi . karena artikain memiliki daya penetrasi tulang yang lebih baik dibandingkan lidokain .
Efek samping :
a. Pada orang yang alergi terhadap zat pengisi lubang gigi amalgam dan artukain dapat timbul keluhan kesehatan serius
b. Dosis dewasa sekalinya 400mg.
8. Pramokain : Pramoxine, *Nestosyl
Merupakan zat anastesia permukaan (1953) tetapi merangsang bila digunakan pada selaput lender.
9. Fenol : asam karbol, acidum carbolicum *Calamine lotion.
Disamping khasiat Anastesi dan anti gatalnya fenol juga berdaya bakterisid dan fungsid pada konstentrasi di atas masing masing 1% dan 1,3%.oleh karena itu fenol juga sering digunakan untuk gatal-gatal misaknya biang keringat.
10. Benzilalkohol
Cairan ini melarut dalam air dan berkhasiat anastetis dan anti gatal lemah begitupula bakteriostatis terhadap kuman .gram positif serta virustatif dan fungitis lemah . kerjanya optimal dalam lingkungan asam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar